Minggu, 21 Agustus 2022

IBLIS ANTARA PATUH & INGKAR

Bismilllah

IBLIS ANTARA PATUH & INGKAR

Dialog antara Allah dan iblis ,di dalam Alquran sangat simbolik..Sebetulnya Allah sedang mengajari kaum Adam dan para malaikat tentang ” Mahabbah ” adalah suatu sikap bakti yang berupa penyerahan  tertinggi kepada-Nya, 

Melalui tindakan iblis di dalam Al Qur’an dikatakan iblis termasuk golongan jin, menurut makna jin disini dalam pengertian “ asing ” bagi komunitas malaikat, yang artinya berasal dari ras yang lain.

Ia bernama Azazil dan selanjutnya hidup di kalangan malaikat, Ia berbakti kepada Allah ribuan tahun lamanya hingga derajat kerohaniannya mencapai derajat malaikat agung, dalam khazanah Sufi, sesungguhnya malaikat merupakan makhluk yang memiliki kesadaran rohani yang tinggi dan berwujud cahaya,

Ketika Allah memerintahkan para malaikat bersungkur sujud di hadapan Adam  mereka semua bersujud, kecuali Azazil..

Ribuan kali, Yang Maha Mengetahui memerintahkan Azazil bersujud, tetapi dia tetap enggan,..

Atas penolakannya, Yang Maha Pengasih menganugerahkan “Kafir” pada Azazil berupa kutukan dan penderitaan.. dengan pasrah, tanpa bertanya lagi, tanpa mengeluh, ia menerima Anugerah-Nya yang tertinggi, sekaligus terberat.

Kenapa Iblis menerima begitu saja tanpa menolak kutukan Allah? Tidak protes sedikitpun? Namun Sekiranya Allah menganugerahkan Murtadin kepada Azazil, niscaya dia akan menolak, iblis tahu, kekafiran adalah menyembah selain Allah, dan iblis tidak pernah meNuhankan selain Allah, sangat jauh berbeda jika dikatakan Murtad, Murtad berarti meninggalkan Allah dan menyembah kepada sembahan lain, dan Azazil tidak akan pernah melakukan itu.

Mulai dari sinilah Rencana Allah untuk membuat Surga dan Neraka berfungsi sebagai tempat kembali bagi manusia, dan Dunia ini sebagai ciptaan bagi manusia mengarungi kehidupan dan cobaan dari Allah. 

Sekiranya Allah memberi pengetahuan kepada Iblis akan keutamaan Adam, dan mengetahui bahwa sujud kepada Adam adalah sujud perhormatan kepada Hakikat Muhammad pada diri Adam, dan bukan sujud penyembahan, niscaya Iblis ( Azazil ) akan bersujud. Tapi tidak demikian adanya, karena Iblis sendiri akan diberi Tugas Oleh Allah, sebagai bahan cobaan dan ujian (penguji) bagi hamba-hamba Allah yang beriman.

Sekiranya Iblis bersujud kepada Adam, maka Dunia ini tidak akan di huni oleh manusia, dan firman Allah “ Aku jadikan Manusia untuk menjadi Khalifah dimuka Bumi “ menjadi tidak terlaksana, Maha Suci Allah dari kekurangan dan kesalahan, Maha sempurna Allah Atas segala RencanaNya.

Jika Bumi ini tidak dihuni Oleh manusia sesuai dengan rencana Allah tadi, maka Surga dan Nerakapun akan menjadi ciptaan yang sia-sia adanya, Maha Suci Allah dari segala kekurangan dan Rencana Allah itu Sempurna.

Maka Jadilah Sang Iblis sebagai Penguji  Para Nabi dan Rasul sebagai Guru pembimbing  bagi manusia, Alquran sebagai Mata Pelajaran dan Al Hadist sebagai pedoman didalam memahami Mata Pelajaran tersebut.

Claim Azazil yang mengatakan bahwa ia terbuat dari api dan Adam dari tanah, sehingga ia enggan bersujud, sangat simbolik. 

Seorang Azazil dengan “Kesadaran Ilahi”-nya mustahil mempermasalahkan hal-hal fisik jasadi semacam itu melalui cermin Azazil,

Sebenarnya ” Yang Maha Mengetahui sedang mengajarkan manusia tentang bahaya ego dan kesombongan akibat kesadaran rendah “, di sisi lain Dia mengajari para malaikat tentang kecintaan murni model Azazil,  di sisi lain lagi, melalui para malaikat, Dia mengajarkan kesalehan pada manusia.

Alhasil, sesungguhnya iblis merupakan Guru yang mengajarkan kesalehan pada para malaikat dan para malaikat mengajarkan kesalehan itu pada manusia.

Pada saat yang sama Iblis mempertunjuk kan jalan keburukan pada manusia agar manusia menghindarinya ..

Ibarat kain bagus yang ditenun di atas bahan kasar  dengan kata lain, “ barang siapa tidak mengenal keburukan maka tidak mengenal kebajikan .”

Rencana  Ilahi  ini  penuh  makna ibarat penyamaran bersujud kepada Adam bukanlah perintah  melainkan ujian.

Iblis mengetahui hal ini melalui bisikan-Nya lewat  Nuraninya iblis sebagai pencinta sejati begitu pula “ Muhammad ”, simbolik bagi para Nabi, Rasul dan Para Wali, mereka adalah perangkat Ilahi, sebagaimana iblis.

Kesimpulan : 

Dari uraian di atas bisa di simpulkan bahwa Iblis pada dasar nya patuh kepada Allah serta menerima ujian sekaligus tugas sebagai Penguji iman adam dan anak cucunya .

Jangan mengkambing hitamkan iblis atas perilaku buruk kita,  manusia benar-benar mandiri dan bertanggung jawab sendiri untuk memilih jalan yang baik atau buruk .

Tidak  ada yang sia²  apapun yang telah Allah ciptakan nya...!!!

Semoga bermanfaat.

.....
Referensi : Dari Kitab  As Sirrul Jalil fi Khawashi Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil
Karya Syekh Abul Hasan Ali Asy Syadzili.

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar