Sabtu, 08 Oktober 2022

Hakikat Shalawat

Bismillah

Hakikat Shalawat

"Sesungguhnya orang² yang memaggilmu (bershalawat) dari belakang bilik² (masih terhijab batinnya) itu, kebanyakan mereka tidak mengerti. 

Dan sekiranya mereka bersabar, sampai engkau (Nur Muhammad) keluar (menampakkan) kepada mereka, niscaya hal itu lebih baik bagi mereka Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang" (QS 49 : 4-5)

Kebanyakan kita orang Islam, tidak tahu apa arti dari hakekat shalawat, tapi baru mengetahui bacaan shalawat yang berupa tulisan, padahal tulisan "allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala ali muhammad bukanlah shalawat,
ini hanya tulisan saja. 

Jika dibaca maka bunyinya -allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala ali muhammad- ini juga bukan shalawat, (ketika dibaca terdengar "bunyi itu bacaan "shalawat" nama nya).

Kita ambil contoh lain, dari huruf m-a-k-a-n kita mendengar bunyi -makan- dan ini bukan "makan".

karena huruf m-a-k–a-n
(1), berbunyi –makan-
(2), ada action "makan"
(3), yang di awali dengan memasukkan makanan ke mulut, mengunyahnya, hingga menelannya.

Contoh lain, dari huruf" shalat 
(1) berbunyi -shalat- 
(2), ada action "shalat
(3), yang diawali dengan niat / takbir diakhiri dengan salam.

Kembali ke  s h a l a w a t
(1), terbaca/berbunyi -shalawat- 
(2), actionnya…⁉️
(3), ....❓

Jika dijawab : Itu…allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala ali muhammad… Lho itu kan bacaannya…. Jadi ada hal yang harus kita pertanyakan.

"Bagaimanakah action shalawat itu sehingga jika kita melakukan action itu secara otomatis melewati wilayah tulisan-shalawat dan bunyi-shalawat.

Lewat action "makan" di dalamnya kita telah m a k a n dan -makan-.

Dengan penjelasan di atas dapat disimpulkan untuk setiap konsep, pemahamnya selalu ada tiga. 

Jadi ada segitiga pemahaman konsep.

"Untuk/kepada siapakah "shalawat" itu diberikan/ditujukan?

Jika melihat bunyi ayat tentang shalawat… inna llaha wa malaikatahu yushalluna ‘ala nnabiyyi ya ayyuha lladzina amanu shallu ‘alayhi wa sallimu taslima… maka shalawat ditujukan kepada Nabi Muhammad s.a.w.) … bacaannya .. allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala ali muhammad…

Sangat pantas beliau mendapat penghargaan seperti itu… sangat tidak mengherankan jika orang² yang hidup di sekeliling beliau siap mati…siap berkorban… siap meninggalkan kemewahan dunia… anak.. isteri.. jabatan….. karena beliau memberi tuntunan sehingga para sahabat dapat "melihat" dapat "mendengar", dan dapat "berbicara". 

Apa yang bisa menandingi kebahagiaan tak terukur yang diakibatkan dari bisa "melihat", bisa "mendengar, dan bisa "berbicara". 

Jawabannya "tidak ada".

Ada ayat yang sangat "keras" bunyinya : (lebih kurang) Katakan :Jika bapakmu, anakmu, harta bendamu, niaga yang kau khawatirkan untung ruginya lebih engkau cintai daripada aku maka rasakanlah azabku.

Lalu bagaimana beliau ber "shalawat" kepada "diri"nya sendiri? 
👇🏻
Beliau tidak akan membunyikan bacaan shalawat. 

Tapi beliau melakukan actionnya.
👆🏻

Lalu sekarang ini apakah kita sudah bisa menulis a l l a h u m m a s h a l l i ‘ a l a m u h a m m a d w a ‘ a l a a l i m u h a m m a d, apakah kita sudah bisa membaca tulisan itu sehingga berbunyi -allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala ali muhammad , dan apakah kita sudah bisa actionnya…?

Ketahuilah : Kita memang kadang sering lupa bahwa cahaya terang di ruangan ini karena ada bola/lampu bisa menyala karena ada gardu dan gardu ini tak berarti apa² jika tidak ada listriknya… dan tentang listrik ini kita sebenarnya hanya melihat "tanda² adanya listrik/gejala listrik". 

Saya tidak bisa melihat listriknya.

"Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikatnya bersholawat atas Nabi; hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah untuk Nabi dan ucapkan salam dengan penghormatan kepadanya".
(QS Al-Ahzab 33:56)

Berdasarkan fiman Allah seperti tersebut diatas, umat Islam diperintahkan untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. 

Pada saat ini kita mengenal beberapa jenis kalimat sholawat yang dibuat oleh para Ulama, sesuai dengan keyakinan dan ajaran masing-masing, diantaranya adalah:

"Semoga Allah memberi sholawat atas Nabi kita, "Muhammad" dan atas "Keluarga" serta Sahabat-sahabatnya".

"Dan berikanlah rahmat Allah dan salam Allah atas Nabinya "Muhammad" dan atas keluarganya dan sahabatnya.

"Ya Allah" berilah rahmat dan sejahtera atas penghulu Nabi kami Muhammad Rosulullah".

Dalam dunia Ma’rifatullah, terdapat sebuah hadits yang cukup terkenal, yaitu :
"Dia (Allah) berada dalam qolbu hambanya yang beriman". (Al Hadits)

Qolbu yang tersebut dalam hadits Nabi 
di atas oleh kaum Ma’rifatullah dinamakan :
-Mahligai–Nya Allah
-Keraton-Nya Allah
-Istana-Nya Allah
-Masjid-Nya Allah
-Rumah-Nya Allah

"Qolbu" itu disebut juga "Induknya Rasa" dan juga disebut "Roh atau Rohul Qudus atau Hu".

Induknya Rasa atau "Rasanya Allah" sama dengan Rasa Hakekat Muhammad. 

Sedangkan Roh itu sama dengan "Hakekat Muhammad" juga. 

Jadi "Rasa Allah" 
(Rosulullah) adalah Hakekat Muhammad yaitu "Hakekat Rosul Allah".

Jadi kesimpulannya adalah bahwa Qolbu itu adalah "Muhammad" sebagai makhluk pertama yang Allah jadikan dari Diri-Nya sendiri atau disebut juga dengan "Sifatullah" atau "Nurullah" atau Jauhar Awal (Cahaya Pertama) atau Hu, yaitu "Hakekat Muhammad".

Bermula manusia (Muhammad) itu rahasia-Ku dan Aku adalah rahasianya dan rahasia-Ku adalah sifat-Ku dan sifat-Ku tidak lain adalah Aku. ( Hadits Qudsi )

"Aku (muhammad) berasal dari Allah dan Alam ini bersal dari Aku (Muhammad). 
( Hadits Qudsi )

Telah datang akan kamu dari pada Allah itu NUR (yaitu Nabi kita Muhammad SAW).
 (QS An-Nisa 4:174)

"Dan dia (Hu) bersama kamu dimana saja kamu berada" (atau jika sudah menjadi insan yang Sufi/suci, Dia selalu bersamamu).* 
(QS Al-Mujadilah 58 :7)

"Kami lebih dekat denganmu, dibanding leher dan urat lehermu”. (QS Qaf 50:16)

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar